Thursday, April 15, 2010

Peralatan apa saja sih yang diperlukan Selain Kamera dan Lensa

Tulisan kali ini saya tulis karena banyak teman-teman saya yang baru memulai hobi fotografi menanyakan tentang hal ini. Disini akan saya jelaskan parameter-parameter yang sebagai pertimbangan untuk memilih suatu alat, tentu hal ini bukan berlaku 100% benar, tetapi hanya sebagi bahan pertimbangan saja. Sebelum membahas selain lensa dan kamera saya bahas sedikit untuk pemilihan kamera dan lensa juga ya :).
  1. Kamera, beli kamera pocket, prosumer atau DSLR ya? yah tergantung kebutuhan sih, kalau mau praktis dan tidak ribet bawanya belilah pocket, kalo mau bisa dibuat mode Manual belilah prosumer, tapi kalo beli prosumer harganya tidak terpaut jaug dengan DSLR yang amatir kalau aku ya mending beli DSLR, karena lebih fleksibel dalam memenuhi kebutuhan foto kita. Setelah memilih DSLR masih bingung lagi dengan merk yang mana yang kita pilih. Semua merk pasti ada kelebihan dan kekurangannya, sebagai pertimbangan dulu saya memilih Nikon karena temen-temen saya banyak menggunakan Nikon sehingga bisa minjem lensa dulu sebelum membelinya. Setelah merk ditentukan masih bingung juga dengan model mana yang kita pilih, dasar saya dulu mengambil D70 adalah yang sesuai dengan budget saya. Tapi sekarang sangat banyak pilihannya, sekarang yang versi amatir aja banyak pilihannya (contoh-contoh saya banyakmenggunakan merk Nikon karena saya menggunakan Nikon bukan berarti merk lain tidak lebih baik ya). Seperti D3000, D5000, dan D90. Kalau budget cukup saran saya bei yang Nikon D90, karena motor autofocusnya ada di body sehingga lensa-lensa lama yang tidak memiliki motor autofocus di lensa masih bisa memanfaatkan fitur autofoucusnya. Mengapa menggunakan lensa lama kalau lensa model barunya ada? alasannya adalah lensa-lensa lama haraganya jelas lebih murah dan kualitasnya tidak kalah dengan yang versi baru :D. Semakin kesininya saya ingin mencoba kamera yang versi Semi Pro, belilah saya Nikon D200 (kalau sekarang adalah Nikon D300s). Memaqng banyak perbedaan yang lebih memudahkan fotografernya, yang terlihat paling significant adalah tambahan tombol-tombol yang mana di versi Amatir harus masuk ke dalam menu digitalnya. Tetapi di versi semi Pro jangan harap ada pilihan untuk preset mode moto orang, atau moto pemandangan seperti yang ada di versi amatir karena yang versi semi pro pangsa pasarnya adalah bukan untuk orang yang baru terjun di dunia fotografi. 
  2. Lensa, dulu saya cuman menggunakan lensa kit dari kameranya. Karena ingin membuat foto yang backgroundnya blur (bokeh) dan supaya bisa foto di lowlight, saya membeli lensa prime 50 mm f1.8. Lensa ini sangat murah di jajaran lensa Nikon tapi memiliki kualitas yang baik Lalu untuk melengkapi lensa wide untuk foto-foto landscape saya, untuk moto orang saya juga pakai lensa ini he he he tapi hati-hati dengan distorsinya, saya membeli lensa third party Tokina 12-24 f4, kenapa kok tidak membeli lensa Nikon yang spesifikasinya sama? alasannya cuman satu "mahal" :D. Saran saya daripada upgrade body kalau budget pas-pasan mending upgrade lensa deh, selain harga lensa tidak terlalu jatuh dari harga barunya yang pasti hasil foto kita pasti lebih ok punya :), tentu dengan diimbangi peningkatan skill dalam fotografi.Yang termasuk dalam daftar tunggu pembelian karena belum ada budgetnya adalah lensa 85mm f1.8m dan atau lensa 24-70 mm 2.8 dan atau 80-200mm f2.8 dan atau 70-200mm f 2.8. Untuk harga silahkan cek di website yang menjual lensa tersebut :D. Jadi kalau saya ulang tahun gak usah bingung-bingung mau beliin apa ya wkwkwkwkwkwk :)).
  3. Tas Camera, pilihan saya jatuh ke model backpack karena saya sering travelling (jalan kaki) sehingga lebih memudahkan dalam membawa gear saya, dulu saya membeli dari merk lokal dan dapat disebutkan dari home industri, bentuknya sama persis dengan salah satu dari tas merk terkenal, kalau dipake dalam jangka waktu lama terasa sakit di bahu, gak tau karena tasnya yang kurang ergonomis atau kesalahn lainnya. Kebetulan temen ada yang jual tas backpacknya karena dia upgrade ke tas kamera yang bisa muat untuk laptop, dan yang dijual ke saya adalah persis sama modelnya dengan tas yang saya pakai. Tapi ketika saya pakai dengan waktu yang cukup lama memang terasa bedanya, sepertinya lebih nyaman yang original :D, gak tau ini cuman sugesti atau gimana ya :p. Tapi yang jelas kalau harga barunya beda banget bisa dua kalinya :D.
  4. Maintenance kit, Banyak macemnya ada kain pembersih, tissue lensa, Blower untuk ngilangin debu, pembersih sensor, lens cleaning linquid (untuk yang ini gak pernah pakai, karena deneger-denger bisa ngilangin coating di lensa, tolong dong infonya kalau ada) dll. Saya lebih suka menngunakan tisuue lensa daripaka lap untuk lensa, karena sekali pakai langsung buang, sehingga dipastikan tidak ada debu atau butir pasir yang nempel di tissue.
  5. Dry Box, yang paling riskan terhadap bahaya jamur adalah lensa, usahakan lensa disimpan di dalam wadah yang kelembapannya kecil, yaitu dengan meletakkan di dry box. Dry box banyak ukuran dan modelnya, saya memilih agak besar karena siapa tau saya akan menambah lensa sehingga tidak perlu ganti dry box.
  6. Silica Gel, kadang kala bila kita melakukan travelling dalam waktu yang cukup lama sehingga kamera dan lensa akan berada cukup lama di dalam tas, untuk menjaga kelembapan di tas saya selalu menggunakan silika gel di dalam tas, bila warnaya berubah akan saya ganti dengan yang baru.
  7. Battery Cadangan, untuk jaga-jaga siapa tau baterry utama habis tapipemotretan masih berlangsung.
  8. Memory, sesuaikan dengan kebutuhan :)
  9. Filter lensa, sesuaikan dengan kebutuhan, Filter UV dijaman digital ini tidak lebih hanya sebagai pelindung lensa, sekarang saya jarang sekali menggunakannya, Filter CPL untuk memekatkan warna misalnya warna biru langit terlihat lebih biru, warna hijau terlihat lebih hijau dan menghilangkan reflesi pada sir dan kaca. Filter ND, semakin tinggi angkanya semakin gelap, gunanya untuk mengurangi speed sebagai contoh untuk menghasilkan foto air yang mengalir terlihat efek geraknya dengan lembut. Filter Gradual, untuk meratakan kontras antara langit dan model atau obyek yang kontrasnya lebih rendah. Filter Star, untuk mengahsilkan efek bintang pada foto lampu di malam hari. Masih banyak lagi filter-filter lainnya yang membantu kita untuk menghasilkan foto seperti yang kita inginkan. Saran saya belilah filter yang berkualitas, sayang kan lensa yang berkualitas akan turun kualitasya bila menggunakan filter yang kurang baik.
  10. Flash,  udah pada tau kan gunanya flash ? banyak nanti akan saya bahas lebih detail. secara garis besar adalah memberikan cahaya tambahan dimana cahaya utama sudah sangat tidak memungkinkan , dapat memberi fiil ini untuk menghilangkan shadow dll.
  11. Reflektor, Untuk mengarahkan cahaya ke arah yang kita inginkan atau memblok cahaya dari cahaya yang tidak kita inginkan.
  12. Tripod, sangat berguna untuk foto yang menggunakan slow speed, untuk foto self timer, untuk dudukan flash juga bisa.
  13. Monopod, hampir mirip dengan tripod tapi lebih fleksibel dan sifatnya hanya membantu untuk slow speed yang tidak terlalu lama. Sehingga hanya gerak horisontal saja yang kita jaga.
  14. External Hardisk, untuk media penyimpan foto-foto kita dimana hardisk di komputer sudah tidak mencukup dengan data-data yang kita miliki.
  15. apalagi ya, entar kutambahin deh kalo inget lagi :D

Sunday, February 7, 2010

White Balance

 White balance...hmmm.. bentar-bentar..agak bingung neh jelasinnya wkwk. Pernah gak sih kalau moto tone warnanya gak sesuai dengan keadaan sebenarnya atau tonenya gak sesuai dengan yang diinginkan. Bila hal itu terjadi kemungkinan setting white balance gak sesuai. Dalam pengaturan white balance kita akan dapat menghasilkan warna putih seperi warna putih yang sebenarnya tidak kebiru-biruan atau kekuning-kuningan. Jadi pengaturan white balance berguna untuk mengembalikan warna seperti warna aslinya.
Foto dibawah  ini memeproleh sumber cahaya dari matahari, tapi white balance saya atur ke fluorocent (gambar lampu neon) hasil yang diperoleh adalah seperti di bawah ini.





Dari gambar diatas menghasil tone warna yang kebiru-biruan, dan akhirnya mempengaruhi warna2 lainnya sehingga tidak seperti aslinya. Sekarang lanjut ke foto dibawah ini, white balance saya rubah ke daylight (gambar Matahari).
 

Dari foto diatas terlihat warna lebih mendekati aslinya. Ada beberapa pilihan dalam pemilihan white balance, Auto, Tungsteen, Fluorocent, Daylight, Flash, Cloudy, Shadow, Preset, kelvin. Untuk kamera DSLR amatir biasanya untuk pengaturan Kelvin tidak diikut sertakan. Saya hampir tidak pernah menggunakan Auto, karena seringkali kamera salah menkompensasikan warna bila banyak area yang shadow atau higlight. Silahkan mencoba-coba untuk menghasilkan warna seperti yang diinginkan. Cobalah pada waktu sunsheet menggunakan white balance shadow, warna yang dihasilkan akan ebih warm dan lebih kekuningan, saya suka dengan tone ini. Untuk foto product saya lebih menggunakan preset (baca manual kamera untuk mengeset white baance secara preset). 
Adakah cara lain dikala kita hanya memiliki waktu sedikit untuk mengambil foto tanpa dipusingkan dengan white balance? Jawabnnya adalah "ada", dengan cara kita mengambil foto dengan file RAW, lalu white balance diatur di software pengolah foto (adobe Photoshop atau Adobe Lightroom). Tetapi bukan tanpa resiko juga, kelemahannya adalah file kita jadi sangat besar di memori dan pasti akan memerlukan waktu lebih untuk mengeditnya di software.











Wednesday, January 27, 2010

Bermain dengan Diafragma

Apa itu diafragma dan bagaimana cara kerjanya? Silahkan cari di Mr. Google aja ya qiqiqiqi, banyak kok artikel tentang diafragma. Disini saya hanya memberikan sedikit kreasi dengan bermain diafragma. Pokoknya angka diaframa semakin kecil berarti semakin besar bukaan diafragma yang artinya cahaya lebih banyak masuk. Kecepatan juga berpengaruh pada cahaya yang masuk tetapi bukan dari kuantitas melainkan dari duration atau lamanya sensor kamera menerima cahaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecepatan dan diafragma adalah parameter pengontrol cahaya yang masuk di kamera. Kombinasi di antara keduanya menghasilkan hasil foto yang berbeda-beda.

Di artikel sebelumnya tentang kecepatan saya menggunakan speed priority (Nikon Mode "S"), kali ini  saya menggunakan "diafragma priority"  ( Kalo di Nikon mode "A" kalo di Canon apa ya Pv kali ya? gak pernah megang Canon soalnya )yang berarti besaran diafragma kita yang ngatur dan kecepatan biarkan kamera yang ngatur. Sekarang kita lihat contoh foto dibawah ini,
 Foto diatas menggunakan aperture priority ("A") dengan bukaan/diafragma 1.8. Semakin kecil angka diafragma berarti semakain besar bukaan lensa. Titik fokus saya letakan di koin yang ditengah. Kemudian kita lihat lagi satu contoh foto dibawah ini :


Foto diatas titik focus masih tetap saya letakkan di koin yang ditengah tetapi diafragma saya rubah ke angka 10 yang berarti bukaan lensa semakin kecil.
Apa yang kita dapat simpulkan dari kedua foto diatas adalah :
  • Angka diafragma semakin kecil bukaan lensa semakin besar
  • dengan bukaan lensa lebar menghasilkan ruang tajam yang sempit, hal ini terlihat di foto yang pertama, yang benar-benar jelas hanya yang terletak di titik focus
  • Dengan bukaan yang kecil (angka besar) mengahasilkan ruang tajan yang lebar, terlihat di foto kedua meskipun koin yang tengah terlihat paling tajam tetapi koin yang dibelakang dan di depan masih terlihat detailnya dan cukup tajam yang sering dipakai untuk foto landscape dan foto group.
Berikut contoh-contoh foto yang menggunakan diafragma besar (angka kecil) :
 

Untuk contoh-contoh foto yang menggunakan diafragma kecil (angka besar) :



 


Tambahan :
Semakin besar difragma berarti semakin besar bukaan (angka kecil) lensa berarti semakin banyak cahaya yang dapat diterima yang akan mengakibatkan speed akan naik. Begitu juga sebaliknya semakin kecil bukaan lensa (angka besar) semakin kecil juga cahaya yang masuk sehingga speed akan turun. Coba deh perhatikan lighmeter di kamera.

Untuk artikel selanjut kita akan membahas White Balance

Selamat berkreasi.






Monday, January 18, 2010

Speed / Kecepatan

 "Wah hasilnya fotoku kok shake(goyang) ya" ujar temanku pada saat kami melakukan hunting bareng di pelabuhan Sunda Kelapa. "kamu pake speed berapa?", tanyaku. "Ngelihat speednya dimana?" temanku balik bertanya. "Coba kamu lihat di Viewfinder lalu kamu tekan 1/2 shutter buttonnya nanti terlihat angka 60 atu 125 itu berarti speednya 1/60 atau 1/125 detik" jawabku.
"Angkanya berubah-ubah tuh setiap aku arahkan ke tempat lain", ujar temanku yang masih kebingungan. "Oooo itu berarti kamu auto ya" tanyaku. " Iya, males ribet kalo pake manual" jawab temenku. "ya udah foto yang shake dilihat dari display previewnya, nanti terlihat data-datanya", lalu kulihat kamera temenku. Setelah ku preview terlihat datanya sebagai berikut speed 1/5 dan memakai lensa 50mm. Hmm pantesan pikirku.
Aku pernah membaca suatu artikel bahwa pengaturan speed minimal yang mampu dipegang tangan tanpa bantuan tripod adalah 1/panjang lensa, jadi bila lensa yang dipakai adalah 50 mm maka speed yang dianjurkan tanpa memakai tripod adalah 1/50 detik. Bagaimana dengan lensa zoom bila memakai lensa 18-70 mm?. ya itu tadi, kan bisa dilihat kamu pada saat nge zoom terdekat yah bisa pakai speed 1/17 detik, tapi kayanya gak ada deh di kamera 1/17 berarti pakai speed 1/20 detik dan kalo pakai zoom terjauh 70 mm berarti speednya yang terendah yang mampu dipegang tangan adalah 1/70 detik, kayanya gak ada juga di kamera 1/70 detik ya berarti pake diatasnya lagi 1/80. Aturan 1/panjang lensa adalah untuk tidak memakai tripod loh :).

Sekarang kita ambil contoh deh, coba lihat gambar dibawah ini.

Foto diatas saya menggunakan metode "Speed" priority, lensa 50 mm. Jadi yang bisa saya kendalikan hanya speednya saja, difragma serahkan saja pada kamera. Dari data exif kita bisa tau bahwa speed pada foto diatas adalah 1/5" . Kita bisa lihat bagwa obyek terlihat goyang/shake. Yang goyang sebenarnya bukan obyeknya akan tetapi tangan kita yang memegang kamera.

Sekarang kita bandingkan dengan foto dibawah ini dengan menaikan kecepatan diatas 1/panjang lensa
 
Foto diatas ini masih menggunakan speed priority, tapi kecepatan saya naikan hingga 1/80" sudah lebih kecil dari rumus umum 1/panjang lensa yang berarti 1/50 (karena saya menggunakan lensa 50 mm)

Pertanyaan berikutnya adalah apakah dengan menggunakan speed diatas 1/panjang lensa sudah dijamin tidak shake/goyang. Jawabannya belum tentu juga .. he..he..he. Sebenaranya banyak faktor lain seperti posisi kita pada saat memotret atau kebiasaan dalam memegang kamera, akan tetapi yang paling berpengarug adalah obyek yang kita foto bergerak atau tidak, seberapa cepat pergerakannya? kalo lebih cepat dari Speed yang kita atur yang tetep terlihat shake.

Sekarang kita lihat contoh foto dibawah ini.



.
Foto diatas tetap menggunakan lensa 50 mm dan dengan kecepatan 1/50" menurut rumus seh sudah memenuhi syarat foto tidak shake, tetapi karena foto yang kita ambil ini adalah mobil yang bergerak maka dengan kecepatan 1/50 terasa masih shake. Cara untuk tidak menjadi shake adalah menaikan speed di kamera. Mari kita lihat contoh dibawah ini.



Foto diatas speed saya naikan menjadi 1/125", terlihat mobilnya lebih tajam daripada foto sebelumnya. Lalu mengapa latar belakangnya seperti kabur, itu karena saya memakai teknik Panning. bagaimana teknik panning itu? Nanti di artikel selanjutanya akan saya bahas. cukup sampai disini dulu karena saya sudah pening he..he..he...




Sunday, January 3, 2010

Ragu dan bingung

Aku menulis di blog ini dengan maksud untuk memberikan sedikit hal-hal yang kuketahui tentang kamera digital, akan tetapi ada keraguan di benakku karena semua yang kuketahui adalah dari pembelajaran secara otodidak, sehingga ada ketakutan untuk memberikan suatu penjelasan yang salah. Di salah satu sisi ada keinginan yang kuat untuk membagikan hal-hal yang kuketahui. Akhirnya tetap kuputuskan untuk menulis juga. Semoga tulisan-tulisanku ini dapat membantu teman-teman yang mulai memiliki hobi fotografi dengan. Tidak menutup kemungkinan adanya suatu diskusi bila penulisanku ini ada beberapa hal yang salah. Koreksi dan masukannya sangat ditunggu.

Salam