Wednesday, January 27, 2010

Bermain dengan Diafragma

Apa itu diafragma dan bagaimana cara kerjanya? Silahkan cari di Mr. Google aja ya qiqiqiqi, banyak kok artikel tentang diafragma. Disini saya hanya memberikan sedikit kreasi dengan bermain diafragma. Pokoknya angka diaframa semakin kecil berarti semakin besar bukaan diafragma yang artinya cahaya lebih banyak masuk. Kecepatan juga berpengaruh pada cahaya yang masuk tetapi bukan dari kuantitas melainkan dari duration atau lamanya sensor kamera menerima cahaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecepatan dan diafragma adalah parameter pengontrol cahaya yang masuk di kamera. Kombinasi di antara keduanya menghasilkan hasil foto yang berbeda-beda.

Di artikel sebelumnya tentang kecepatan saya menggunakan speed priority (Nikon Mode "S"), kali ini  saya menggunakan "diafragma priority"  ( Kalo di Nikon mode "A" kalo di Canon apa ya Pv kali ya? gak pernah megang Canon soalnya )yang berarti besaran diafragma kita yang ngatur dan kecepatan biarkan kamera yang ngatur. Sekarang kita lihat contoh foto dibawah ini,
 Foto diatas menggunakan aperture priority ("A") dengan bukaan/diafragma 1.8. Semakin kecil angka diafragma berarti semakain besar bukaan lensa. Titik fokus saya letakan di koin yang ditengah. Kemudian kita lihat lagi satu contoh foto dibawah ini :


Foto diatas titik focus masih tetap saya letakkan di koin yang ditengah tetapi diafragma saya rubah ke angka 10 yang berarti bukaan lensa semakin kecil.
Apa yang kita dapat simpulkan dari kedua foto diatas adalah :
  • Angka diafragma semakin kecil bukaan lensa semakin besar
  • dengan bukaan lensa lebar menghasilkan ruang tajam yang sempit, hal ini terlihat di foto yang pertama, yang benar-benar jelas hanya yang terletak di titik focus
  • Dengan bukaan yang kecil (angka besar) mengahasilkan ruang tajan yang lebar, terlihat di foto kedua meskipun koin yang tengah terlihat paling tajam tetapi koin yang dibelakang dan di depan masih terlihat detailnya dan cukup tajam yang sering dipakai untuk foto landscape dan foto group.
Berikut contoh-contoh foto yang menggunakan diafragma besar (angka kecil) :
 

Untuk contoh-contoh foto yang menggunakan diafragma kecil (angka besar) :



 


Tambahan :
Semakin besar difragma berarti semakin besar bukaan (angka kecil) lensa berarti semakin banyak cahaya yang dapat diterima yang akan mengakibatkan speed akan naik. Begitu juga sebaliknya semakin kecil bukaan lensa (angka besar) semakin kecil juga cahaya yang masuk sehingga speed akan turun. Coba deh perhatikan lighmeter di kamera.

Untuk artikel selanjut kita akan membahas White Balance

Selamat berkreasi.






Monday, January 18, 2010

Speed / Kecepatan

 "Wah hasilnya fotoku kok shake(goyang) ya" ujar temanku pada saat kami melakukan hunting bareng di pelabuhan Sunda Kelapa. "kamu pake speed berapa?", tanyaku. "Ngelihat speednya dimana?" temanku balik bertanya. "Coba kamu lihat di Viewfinder lalu kamu tekan 1/2 shutter buttonnya nanti terlihat angka 60 atu 125 itu berarti speednya 1/60 atau 1/125 detik" jawabku.
"Angkanya berubah-ubah tuh setiap aku arahkan ke tempat lain", ujar temanku yang masih kebingungan. "Oooo itu berarti kamu auto ya" tanyaku. " Iya, males ribet kalo pake manual" jawab temenku. "ya udah foto yang shake dilihat dari display previewnya, nanti terlihat data-datanya", lalu kulihat kamera temenku. Setelah ku preview terlihat datanya sebagai berikut speed 1/5 dan memakai lensa 50mm. Hmm pantesan pikirku.
Aku pernah membaca suatu artikel bahwa pengaturan speed minimal yang mampu dipegang tangan tanpa bantuan tripod adalah 1/panjang lensa, jadi bila lensa yang dipakai adalah 50 mm maka speed yang dianjurkan tanpa memakai tripod adalah 1/50 detik. Bagaimana dengan lensa zoom bila memakai lensa 18-70 mm?. ya itu tadi, kan bisa dilihat kamu pada saat nge zoom terdekat yah bisa pakai speed 1/17 detik, tapi kayanya gak ada deh di kamera 1/17 berarti pakai speed 1/20 detik dan kalo pakai zoom terjauh 70 mm berarti speednya yang terendah yang mampu dipegang tangan adalah 1/70 detik, kayanya gak ada juga di kamera 1/70 detik ya berarti pake diatasnya lagi 1/80. Aturan 1/panjang lensa adalah untuk tidak memakai tripod loh :).

Sekarang kita ambil contoh deh, coba lihat gambar dibawah ini.

Foto diatas saya menggunakan metode "Speed" priority, lensa 50 mm. Jadi yang bisa saya kendalikan hanya speednya saja, difragma serahkan saja pada kamera. Dari data exif kita bisa tau bahwa speed pada foto diatas adalah 1/5" . Kita bisa lihat bagwa obyek terlihat goyang/shake. Yang goyang sebenarnya bukan obyeknya akan tetapi tangan kita yang memegang kamera.

Sekarang kita bandingkan dengan foto dibawah ini dengan menaikan kecepatan diatas 1/panjang lensa
 
Foto diatas ini masih menggunakan speed priority, tapi kecepatan saya naikan hingga 1/80" sudah lebih kecil dari rumus umum 1/panjang lensa yang berarti 1/50 (karena saya menggunakan lensa 50 mm)

Pertanyaan berikutnya adalah apakah dengan menggunakan speed diatas 1/panjang lensa sudah dijamin tidak shake/goyang. Jawabannya belum tentu juga .. he..he..he. Sebenaranya banyak faktor lain seperti posisi kita pada saat memotret atau kebiasaan dalam memegang kamera, akan tetapi yang paling berpengarug adalah obyek yang kita foto bergerak atau tidak, seberapa cepat pergerakannya? kalo lebih cepat dari Speed yang kita atur yang tetep terlihat shake.

Sekarang kita lihat contoh foto dibawah ini.



.
Foto diatas tetap menggunakan lensa 50 mm dan dengan kecepatan 1/50" menurut rumus seh sudah memenuhi syarat foto tidak shake, tetapi karena foto yang kita ambil ini adalah mobil yang bergerak maka dengan kecepatan 1/50 terasa masih shake. Cara untuk tidak menjadi shake adalah menaikan speed di kamera. Mari kita lihat contoh dibawah ini.



Foto diatas speed saya naikan menjadi 1/125", terlihat mobilnya lebih tajam daripada foto sebelumnya. Lalu mengapa latar belakangnya seperti kabur, itu karena saya memakai teknik Panning. bagaimana teknik panning itu? Nanti di artikel selanjutanya akan saya bahas. cukup sampai disini dulu karena saya sudah pening he..he..he...




Sunday, January 3, 2010

Ragu dan bingung

Aku menulis di blog ini dengan maksud untuk memberikan sedikit hal-hal yang kuketahui tentang kamera digital, akan tetapi ada keraguan di benakku karena semua yang kuketahui adalah dari pembelajaran secara otodidak, sehingga ada ketakutan untuk memberikan suatu penjelasan yang salah. Di salah satu sisi ada keinginan yang kuat untuk membagikan hal-hal yang kuketahui. Akhirnya tetap kuputuskan untuk menulis juga. Semoga tulisan-tulisanku ini dapat membantu teman-teman yang mulai memiliki hobi fotografi dengan. Tidak menutup kemungkinan adanya suatu diskusi bila penulisanku ini ada beberapa hal yang salah. Koreksi dan masukannya sangat ditunggu.

Salam